Kota lahat baru saja diguyur hujan dari pukul 17.30 tadi, saya pun pulang dari tempat kerja dalam keadaan basah karena kehujanan di jalan. Selesai mandi dan sholat tiba-tiba aliran listrik padam, dan ini sudah untuk ke-4 kalinya dalam 1 hari ini…ter..la…lu…*logat bang rhoma*.
Akhirnya saya memutuskan keluar rumah untuk menghilangkan rasa penat dan suntuk seharian ini. Saya berjalan menyusuri trotoar di pinggir pertokoan pasar baru, kedua tangan saya masukkan kedalam saku jaket untuk mengurangi hawa dingin dari tiupan angin selepas hujan tadi.
Mata saya tertuju pada sekelompok orang yang sedang ngobrol sambil tertawa lepas disebuah tenda kecil dengan gerobak makanan dan minuman disampingnya, beberapa becak dan motor terlihat parkir disitu, saya tertarik dan mampir di tenda makanan itu. Ada 5 sampai 7 orang yang ada disitu, tanpa menghiraukan kedatangan saya mereka terus bercerita dan tertawa. Disudut meja panjang masih tersisa 1 kursi dan saya duduk disana. Lalu seorang laki-laki tua bertopi menghampiri saya dan bertanya :
Bapak : ” Mau makan apa dek ? silahkan ambil sendiri ”
Saya : ” Iya pak makasih ”
Lalu saya berdiri dan menghampiri setumpuk makanan kecil diatas gerobak itu, sambil memegang piring kecil berisi cuka saya mengambil pempek, tahu goreng, bakwan, dan martabak kecil lalu kembali ketempat duduk saya. Si bapak yang ternyata pemilik tenda gerobak ini menghampiri saya lagi dan bertanya :
Bapak : ” Minum apa dek ? ”
Saya : ” Kopi aja pak ”
Bapak : ” Kopi Pendek apa Kopi Penuh ? ” tanya si bapak
Saya : ” Apa bedanya pak ? ” tanya saya kebingungan
Beberapa orang laki-laki yang berada disitu serentak melihat kearah saya dengan pandangan heran, ada yang tertawa malah, lalu diantara mereka ngomong kepada saya :
Bapak : ” Oi dek, ga’ pernah makan disini ya ”
Saya : ” iya pak, baru sekali ini ”
Bapak : ” Gini dek, kalau banyak duit beli Kopi Penuh, kalau duit pas-pas’an beli Kopi Pendek aja ”
Saya : ” Ya udah, saya pesen kopi pendek aja pak… ”
Tidak lama kemudian saya disodorkan segelas Kopi Panas dengan asap yang mengepul, dari aromanya saya tahu kalau kopi ini tidak murni alias dicampur dengan biji beras atau jagung.
Bapak : ” Ini dek kopi pendeknya ”
Saya : ” makasih pak ”
Saya perhatikan gelas kopi saya, ukuran gelasnya normal tapi isinya cuma setengah gelas… sayapun paham yang disebut kopi pendek adalah setengah gelas, sedangkan kopi penuh adalah 1 gelas penuh ….*sambil manggut-manggut*
Cukup lama saya berada ditenda ini, sambil menghirup kopi saya memperhatikan sekeliling , rata-rata pengunjungnya adalah penarik becak, buruh harian dan tukang ojek. Jujur perasaan saya malam ini campur aduk… antara bahagia, pilu dan bersyukur menggelayuti hati dan pikiran saya…. bahagia saya melihat mereka bisa tertawa dan bercanda, pilu melihat wajah-wajah hitam berkerut, tangan-tangan kasar, dan sendal jepit dengan kaki yang pecah-pecah, bersyukur karena saat ini saya masih bisa bersama mereka dalam keadaan yang sedikit lebih baik dari mereka… bersyukur karena mereka masih diberi kekuatan untuk bisa melalui kerasnya kehidupan….
Hidup ini Keras jika kita Lemah…tapi hidup akan mudah dilalui jika kita kuat …
Dengan uang 3500 rupiah malam saya bisa mengisi perut dan mendapat pelajaran berharga dari mereka yang tertawa dalam hati yang menangis ….